Validitas Eksternal




Validitas dibagi menjadi 2 kelompok yaitu keabsahan hasil penelitian/kesimpulan untuk digeneralisir ke populasi sumber  (validitas internal) dan keabsahan hasil penelitian/kesimpulan untuk digeneralisir ke populasi umum/populasi yang lain (validitas eksternal) (Rothman, 2008).  Kemudian menurut Sopiyudin, 2010 membagi validitas eksternal menjadi 2 bagian yaitu sampel yang diperoleh mewakili populasi terjangkau (validitas eksternal 1) dan populasi terjangkau yang mewakili populasi target (validitas eksternal 2).
Validitas eksternal 1 dikatakan baik jika besar sampel dan cara pengambilan sampel yang digunakan menggunakan metode probabilistik sedangkan validitas eksternal 2 tidak diketahui  cara/metode statistik yang dapat menjawab apakah populasi terjangkau mewakili populasi target.
 

 Jika validitas internal pada suatu studi terlalu lemah, maka hasil studi akan sulit digeneralisir ke populasi terjangkau dan populasi target serta menjadi tidak relevan jika hasil studi tersebut akan diterapkan pada subjek/group penelitian yang lain. Jika hasil penelitian sudah valid dan memenuhi hubungan sebab akibat yang logis, maka hal yang harus dipertimbangkan selanjutnya adalah validitas eksternal dari hasil (Elwood, 2000). Pertanyaan yang relevan untuk ditanyakan adalah
1.       Bisakah hasil penelitian dapat diterapkan pada populasi terjangkau ?
2.       Bisakah hasil penelitian dapat diterapkan pada populasi target ?
3.       Bisakah hasil penelitian dapat diterapkan pada populasi yang lain ?


Diluar permasalahan hubungan antara paparan dan dampak yang mungkin dipengaruhi oleh partisipasi responden, sampel akan menjadi representatif jika dapat ditegaskan/diuraikan pada populasi target dan mungkin peneliti dapat meramalkan hasil dari penelitian tersebut dengan sampel yang telah dikumpulkan. Selanjutnya permasalahan generalisasi ini tidak hanya apakah sampel yang ada sudah mirip/representatif dengan populasi yang diinginkan  tetapi juga apakah hubungan antara paparan dan dampak ini dapat diaplikasikan/digeneralisir pada kelompok sampel di group yang berbeda. Penilaian pengeneralisir hasil penelitian dapat dilakukan dengan faktor yang spesifik mempengaruhi hubungan. 
Sebagai contoh, dalam penelitian tentang hubungan rokok dengan kanker paru pada laki-laki. Hasilnya bisa digeneralisasi terhadap populasi perempuan. Disini diasumsikan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang tidak relevan terhadap mekanisme karsinogenik rokok pada jaringan paru. Asumsi tersebut didasarkan pada pengetahuan tentang kesamaan mekanisme karsinogenik dan biologis antara paru laki-laki dan perempuan. Sebaliknya, penelitian tentang hubungan diet dengan infark miocard pada laki-laki tidak dapat digeneralisasi pada perempuan. Oleh karena adanya perbedaan fisiologis antara laki-laki dan perempuan bisa memegang peranan penting dalam proses sebab akibat. Sehingga dapat dikatakan bahwa validitas generalisasi pada akhirnya tergantung pada penilaian yang bersifat ilmiah (Nur Nasry, 2008).
Contoh lain jika ada terapi baru untuk kanker payudara yang ditunjukkan efektif terhadap menghambat pertumbuhan tumor oleh desain penelitian clinical trial, hasil ini dapat diaplikasikan pada pasien yang memiliki stadium kanker payudara yang sama, tipe tumor yang sama, dan umur yang sama. Hasil menjadi tidak relevant untuk digeneralisir/ tidka representatif pada kelompok pasien kanker payudara secara umum. Hal yang sama juga dicontohkan perempuan yang ada di USA dan Jepang memiliki insiden rate kanker payudara yang berbeda. dan diet yang berbeda tapi hal ini disebabkan oleh exposure/paparan yang sama seperti asupan lemak jenuh dan kanker payudara. Hal ini akan diharapkan melihat pada populasi yang berbeda meskipun kekuatan hubungan paparan dan dampak dimodifikasi oleh faktor lain.
Secara umum kesulitan dalam mengaplikasikan hasil dari satu kelompok ke kelompok yang lain setidaknya memiliki dasar kesamaan fisiologi dan dampak budaya dan psikososial yang sama. Kemampuan untuk mengeneralisir hasil itu penting untuk semua studi yang didiskusikan sesudah itu tapi menarik untuk didiskusikan pada penelitian trial dimana mengeneralisir yang sama tapi tidak identik proses biologi yang menjadi masalah besar.

Daftar Pustaka
1.       Dahlan, M Sopiyudin. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
2.       Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta
3.       Elwood, Mark. 2000. Critical Appraisal of Epidemiological Studies and Clinical Trials Second Edition. Oxpord Medical Publications.
4.       Rothman, Kenneth J. et all. 2008. Modern Epidemiology, 3rd Edition.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIAS

Pengantar Surveilans Epidemiologi Kesehatan dan Keselamatan Kerja