Pengantar Surveilans Epidemiologi Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Surveilans epidemiologi kesehatan dan keselamatan kerja adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematik dan terus menerus dalam pengumpulan, analisis dan penyebaran informasi paparan dan data kesehatan pada kelompok pekerja dengan tujuan untuk deteksi dini penyakit dan kecacatan pada kecenderungan dan pola kejadian masalah tersebut dengan harapan akan menghasilkan sebuah intervensi pencegahan penyakit (Schulte, 2008). Surveilans kesehatan kerja sangat penting untuk perencanaan, implementasi, dan evaluasi program kesehatan serta dalam upaya pencegahan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja (Sulaksomo, 2014). Surveilans kesehatan kerja secara umum dibagi membahas tentang bahaya/hazard dan surveilans medis/penyakit. Integrasi hazard dan surveilans penyakit ini menjadi kunci efektifitas program surveilans kesehatan kerja (Schulte, 2008).
Surveilans hazard dapat berupa karakteristik dari bahaya kimia dan fisika yang ada di tempat kerja sedangkan surveilans penyakit berupa terjadinya perubahan respon biologis pada tubuh pekerja yang menyebabkan terjadinya penyakit. Monitoring medis sebagai salah satu cara surveilans penyakit yang disusun untuk mendeteksi tanda awal penyakit yang berhubungan tempat kerja yang nampaknya pada kesehatan seseorang sebagai deteksi  tingkatan awal penyakit atau risiko terjadinya penyakit (Halperin, 1986). Pengamatan surveilans menjadi lemah jika hanya mengamati risiko pada pekerja saja sehingga perlu surveilans pada lingkungan kerja yang menjadi risiko penyakit pada pekerja.

Sulaksmono (2014) membagi surveilans pada kesehatan kerja menjadi surveilans kesehatan pekerja dan surveilans lingkungan kerja. Surveilans kesehatan pekerja adalah kegiatan mengakses kondisi kesehatan pekerja dalam rangka upaya mengidentifikasi dan mendeteksi setiap kelainan untuk digunakan program peningkatan dan pencegahan kesehatan individu atau kelompok kerja. Kegiatan yang dapat dilakukan pada surveilans kesehatan pekerja meliputi pemeriksaan kesehatan pekerja, menganalisa data-data kesehatan seperti identifikasi insiden dan prevalen penyakit akibat kerja dan penyakit umum, mendapatkan data-data epidemiologi dari penyakit akibat kerja dan dianalisis berdasarkan kelompok orang, tempat dan waktu.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Zwerling (1998) menjelaskan bahwa surveilans pada orang yang bekerja di pertanian dan perkebunan menjadi penting untuk dilakukan. Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan berupa pengumpulan data individu dan lingkungan kerja. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara penggunaan traktor dengan terjadinya kecelakaan pada pekerja dengan angka kematian sebesar 5,5 kematian per 100.000 pekerja yang menggunakan traktor. Hal ini dikarenakan pada penilaian kesehatan pekerja didapatkan bahwa tiga penyakit terbanyak adalah kanker dan kecelakaan. Oleh karena itu perlu upaya kegiatan surveilans pada lingkungan kerja yang berkaitan dengan kesehatan pekerja.

Risiko terjadinya penyakit di lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja seperti faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial pada lingkungan kerja (Sulaksmono, 2014). Kegiatan surveilans yang dapat dilakukan pada lingkungan kerja meliputi pemantauan dan pengukuran faktor risiko yang ada di tempat kerja setiap periode waktu tertentu, mengadakan upaya perbaikan apabila terdapat faktor risiko melebihi nilai ambang batas yang telah ditetapkan, memantau dan mengontrol sanitasi lingkungan kerja dan mengevaluasi cara pekerja bekerja dilihat dari faktor ergonomi. Menurut Schulte (2008) menjelaskan bahwa tingkatan surveilans kesehatan lingkungan kerja akan mempengaruhi tindakan dalam pencegahan penyakit akibat kerja dan kecelakaan.


Gambar 1.
Hirarki pencegahan kesehatan kerja dengan contoh umpan balik surveilans
diadopsi dari Am J Ind Med. 1996;29:321–323).



Sumber : Schulte (2008)

Berdasarkan gambar diatas, diketahui bahwa level pencegahan kesehatan lingkungan kerja akan berdampak pada alur pengumpulan data surveilans. Pada tahapan pengumpulan data di premarket testing, evaluasi paparan penyakit sudah dapat diatasi dengan skrining bahaya paparan yang akan potensial menjadi toksik pada pekerja sehingga semakin tinggi tahapan pengumpulan data surveilans lingkungan kerja maka mendukung untuk mencegah terjadinya kerusakan jangka panjang dan kecacatan pada pekerja.

Referensi :
1.       Halperin WE, Ratcliffe JM, Frazier JM, et al. Medical screening in the workplace: proposed principles. J Occup Med. 1986; 28:522–547.
2.       Zwerling, C. et all, The Iowa Farm Family Health and Hazard Surveillance Project. Journal of Agricultural Safety and Health Special Issue. 1998; 1;13-20
3.       Schulte, Paul A, et all, Options for Occupational Health Surveillance of Workers Potentially Exposed to Engineered Nanoparticles: State of the Science. JOEM. 2008.
4.       Sulaksmono. Surveilans Kesehatan Kerja. 2014. FKM Universitas Airlangga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIAS

Validitas Eksternal